Selamat Datang di Kaji Kisah
Saturday, August 15, 2015

Kisah Inong Sang Skater yang Menyebarkan Dakwah dengan Cara Hipster

Pemudahijrah.com


Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyebarkan dakwah, salah-satunya adalah seperti yang dilakukan oleh Fani Krismandar atau yang terkenal dengan Inong. Inong melakukan aktifitas dakwahnya dengan menggunakan cara yang tidak biasa alias anti mainstream atau hipster. Dia menggunakan media sosial untuk mengajak orang datang ke masjid dengan bahasa kreatif dan gambar menarik. 

Seperti yang diberitakan oleh Detiknews tentang kisah preman pensiun pada 11 Agustus 2015, bahwa Inong adalah orang yang sudah malang melintang di dunia skateboarding dan surfing di Bandung, Jawa Barat. Bahkan video dokumentasi tentang aksinya berpapan luncur banyak ditemukan di YouTube. Inong juga pernah tampil di berbagai ajang skateboarding nasional dan internasional.

Berikut cuplikan kisah Inong Sang Skater yang Menyebarkan Dakwah dengan Cara Hipster sebagaimana yang dimuat oleh situs detiknews.

Kaji Kisah

Inong memulai kisahnya dengan pengalaman dia bermain skateboard. Dulu, dia pernah tinggal di Timor Leste sekitar tahun 1991 dan mulai mengenal papan skateboard. Setelah itu, dia pindah ke Bandung dan semakin rajin meluncur di jalanan. Keahliannya semakin meningkat hingga akhirnya namanya jadi salah satu jajaran elite skater di Indonesia.

Seiring dengan popularitasnya, muncul juga sejumlah persoalan. Dia sempat mengenal narkoba dan masalah-masalah lainnya. Hingga akhirnya memutuskan untuk hijrah dan lebih rajin mengikuti pengajian di masjid Al Lathiif Bandung bersama rekan-rekan lainnya.

"Baru akhir-akhir ini. Oh ternyata saya lebih butuh nutrisi hati daripada kepuasan intelektual. Sampai akhirnya sudah dapat feel-nya, ternyata enak nih. Perasaan enak, damai, apapun itu yang didapat setelah dari pengajian," jelas Inong.

istagram (pemuda hijrah)

Tak hanya datang ke masjid, Inong juga mulai mengajak teman-temannya sesama skater dan surfer untuk ke arah lebih baik. Namun caranya, bukan dengan memaksa. "Karena ingin nge-share perasaan yang sama yang saya dapatkan. Ayo dong, coba, rasakan dulu. Akhirnya ya mulai jadi banyak teman yang ikut," imbuhnya sambil tersenyum.

Cara yang dilakukan Inong dan rekan-rekannya cukup menarik. Mereka membuat semacam gerakan pemuda hijrah. Media sosial seperti blog, instagram, facebook dan YouTube dimanfaatkan. Sebuah web khusus yang berisi rekaman video ustaz saat kajian diposting. Judulnya disesuaikan dengan anak muda, seperti 'keep the faith dan 'derita jomblo'.

istagram (pemuda hijrah)

Setiap kali ada undangan kajian, Inong mendesainnya dengan cara unik. Seperti misalnya, membuat SMS seperti mengajak orang pacaran namun pesannya berasal dari malaikat Izrail, pencabut nyawa.

"Ada feel yang sama, di mana ingin bisa ngerangkul teman-teman, khususnya anak muda. Istilahnya taat tapi tetap asyik. Jadi untuk bisa lebih taat tapi tetap keren," ceritanya.

"Misalnya, lagi dakwah ke anak punk. Ajak anak punk untuk gabung. Ya jangan pakai gamis, jangan pakai peci, tapi pakai jaket kulit, pakai spike. Dan omongannya pun tidak tiba-tiba bicarakan dalil, nggak, yang ringan-ringan saja," paparnya.

istagram (pemuda hijrah)

Dengan begitu, pria yang bekerja di salah satu brand distro ternama di Bandung itu merasa lebih berguna. Jiwanya terasa lebih tenang dan damai, tak seperti sebelumnya.

"Ternyata teman-teman yang dulu di tongkrongan, Alhamdulillah jadi nongkrongnya di sini. Jadi kayak yang cuma mindahin tongkrongan, tadinya nongkrong di luar, sekarang jadi nongkrong bareng-bareng di masjid," ungkapnya.

Inong (Foto: Avita)

Pelajaran Bagi Kita

Ada banyak cara bagi seseorang untuk menyebarkan kebaikan, salah satunya dengan media sosial yang saat ini menjadi makanan sehari-hari. Dengan media tersebut kita bebas mengekpresikan kemauan kita untuk mengajak orang untuk mencari kebaikan dengan jalan yang unik tetapi tetap syar'i. Semoga kita juga dapat mengambil pelajaran dari pengalaman Inong untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT dengan menyebarkan dakwah dengan sosial media. 

0 comments:

Post a Comment

Mohon ikut bantu meng-Share Kisah - Kisah ini untuk Memberi Manfaat kepada yang Lain. Terima kasih

Copyright © 2012 Kaji Kisah All Right Reserved
Designed by Odd Themes
Back To Top