Inilah Cerita Menyedihkan Istri Nero ke Anak soal Desak-desakan Maut di Mina
Tragedi Mina 2015 telah menyisakan banyak kesediahan bagi para keluarga korban tragedi tersebut. Salah satunya adalah yang dialami oleh keluarga Nero (57) di Probolinggo. Informasi yang diterima keluarga, Nero meninggal di Arab Saudi dalam tragedi Mina. Istri Nero, Murti Ningsih, menelepon ke anak dan menceritakan desak-desakan maut di Mina.
Seperti di ketahui bahwa setidaknya 753 orang tewas dan 887 orang lainnya terluka, akibat terinjak-injak dalam ibadah lempar jumroh di Mina. Menurut pejabat bencana Saudi, insiden itu terjadi selepas pukul 08.00 waktu setempat, setelah dua gelombang jemaah haji bertemu di jalan 204 dan 223.
Dan berikut cerita menyedihkan istri Nero ke anak soal desak-desakan maut di Mina beberapa waktu lalu.
Seperti di ketahui bahwa setidaknya 753 orang tewas dan 887 orang lainnya terluka, akibat terinjak-injak dalam ibadah lempar jumroh di Mina. Menurut pejabat bencana Saudi, insiden itu terjadi selepas pukul 08.00 waktu setempat, setelah dua gelombang jemaah haji bertemu di jalan 204 dan 223.
Dan berikut cerita menyedihkan istri Nero ke anak soal desak-desakan maut di Mina beberapa waktu lalu.
Kaji Kisah
Anak pertama Nero, Indah Nuraini, menjelaskan saat ini ibunya dirawat di sebuah rumah sakit, sedangkan ayahnya tak diketahui keberadaannya. Keluarga menunggu keterangan otoritas resmi di Indonesia dan Arab Saudi.
"Ibu sekarang masih dirawat di rumah sakit di sana, dia gak ada yang nemenin. Dia berpesan agar supaya Kemenag memberikan kepastian kepada kami," kata Indah di rumahnya di Desa Truwungan, Kecamatan Kotaanyar, Probolinggo, Jumat (25/9/2015).
Melalui Indah Nuraini, Murti Ningsih menjelaskan Nero dalam keadaan sehat saat melepar jumroh di Mina. Waktu itu ia sempat terjatuh karena desak-desakan.
"Bapak terjatuh, dan diinjak jamaah lain. Setelah itu Bapak tidak kelihatan. Ibu mau jatuh, tapi ditarik oleh temannya," ujar Indah menirukan ucapan ibunya.
Indah menuturkan keluarga mendapat kepastian bapaknya meninggal dari foto yang dikirim dari Makkah. Sedangkan, ibunya selamat dan terluka di kaki.
Kisah serupa dialami Hamid Atwi Tarji Rofia (50). Menurut istrinya, Ayum (37), suaminya terinjak-injak jemaah lain. Beruntung, Ayum bisa menyelamatkan diri.
"Jemaah saling desak-desakan. Untung adik (Ayum) tidak jatuh," tutur Ayum, Bukhori, di rumahnya Dusun Timur, Kelurahan Muneng Kidul, Kecamatan Sumber Asih, Probolinggo.
Bukhori mendapat kabar setelah ditelepon dari Makkah. Dia kaget karena adiknya menelepon dengan nomor asing. "Akhirnya saya telepon balik. Dia bilang dengan logat madura "alek, en lah tadek cak (adik Hamid sudah meninggal, saya selamat saya sekarang di mahtab). Setelah itu, tidak ada komunikasi lagi," tutup Bukhori.
Sementara Kemenag Jatim mengaku belum bisa memberikan informasi detail. "Sampai saat ini Pemerintah Saudi belum menemukan titik terang. Kami belum bisa memastikan kalau bapak Nero meninggal," kata Kepala Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jatim Abdul Haris saat dihubungi ponselnya.
"Ibu sekarang masih dirawat di rumah sakit di sana, dia gak ada yang nemenin. Dia berpesan agar supaya Kemenag memberikan kepastian kepada kami," kata Indah di rumahnya di Desa Truwungan, Kecamatan Kotaanyar, Probolinggo, Jumat (25/9/2015).
Melalui Indah Nuraini, Murti Ningsih menjelaskan Nero dalam keadaan sehat saat melepar jumroh di Mina. Waktu itu ia sempat terjatuh karena desak-desakan.
"Bapak terjatuh, dan diinjak jamaah lain. Setelah itu Bapak tidak kelihatan. Ibu mau jatuh, tapi ditarik oleh temannya," ujar Indah menirukan ucapan ibunya.
Indah menuturkan keluarga mendapat kepastian bapaknya meninggal dari foto yang dikirim dari Makkah. Sedangkan, ibunya selamat dan terluka di kaki.
Kisah serupa dialami Hamid Atwi Tarji Rofia (50). Menurut istrinya, Ayum (37), suaminya terinjak-injak jemaah lain. Beruntung, Ayum bisa menyelamatkan diri.
"Jemaah saling desak-desakan. Untung adik (Ayum) tidak jatuh," tutur Ayum, Bukhori, di rumahnya Dusun Timur, Kelurahan Muneng Kidul, Kecamatan Sumber Asih, Probolinggo.
Bukhori mendapat kabar setelah ditelepon dari Makkah. Dia kaget karena adiknya menelepon dengan nomor asing. "Akhirnya saya telepon balik. Dia bilang dengan logat madura "alek, en lah tadek cak (adik Hamid sudah meninggal, saya selamat saya sekarang di mahtab). Setelah itu, tidak ada komunikasi lagi," tutup Bukhori.
Sementara Kemenag Jatim mengaku belum bisa memberikan informasi detail. "Sampai saat ini Pemerintah Saudi belum menemukan titik terang. Kami belum bisa memastikan kalau bapak Nero meninggal," kata Kepala Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jatim Abdul Haris saat dihubungi ponselnya.
Sumber Kisah :
- http://news.detik.com/berita/3028309/cerita-menyedihkan-istri-nero-ke-anak-soal-desak-desakan-maut-di-mina
0 comments:
Post a Comment
Mohon ikut bantu meng-Share Kisah - Kisah ini untuk Memberi Manfaat kepada yang Lain. Terima kasih